Tabel 1 Klasifikasi hipertensi berdasarkan hasil konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia
Kategori | Tekanan sistolik (mmHg) | Dan/atau | Tekanan Diastolik (mmHg) |
Normal Pre hipertensi Hipertensi tahap 1 Hipertensi tahap 2 Hipertensi sistol terisolasi | < 120 120-139 140-159 ≥160 ≥140 | Dan Atau Atau Atau Dan | < 80 80-89 90-99 ≥100 < 90 |
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat terjadi edema pupil (edema pada diskus optikus). Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala sampai bertahun-tahun. Gejala akan tampak bila telah terjadi kerusakan pada organ tertentu. Perubahan patologis pada ginjal dapat ditandai dengan nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) dan azetoma [peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin]. Kerusakan pada pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau gangguan penglihatan (Wijayakusuma 2000).
Corwin (2001) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun, yaitu berupa nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah akibat peningkatan tekanan darah intrakranial, penglihatan kabur akibat kerusakan retina, ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat, nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus, dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler. Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain (Wiryowidagdo 2002).
0 komentar:
Post a Comment